Teori Sastra 1

Pengertian Sastra
Sastra adalah hasil karya manusia baik lisan dan nonlisan ( tulisan ) yang menggunakan bahasa sebagai media pegantar dan memiliki nilai enstetik (keindahan bahasa) yang dominan. Contoh sastra yaitu puisi, cerpen, novel, drama.

a.    SASTRA LISAN
Sastra lisan adalah suatu karya sastra yang masih hidup dalam masyarakat, contoh : Mithe, Legenda, Dongeng.
b.    SASTRA TULISAN
sastra tulisan adalah suatu hasil karya sastra yang sudah di cetak atau di dokumentasikan. Contoh : puisi, pantun, novel, cerpen.

Studi Sastra Mempelajari :
1.    Teori sastra . teori sastra adalah satu cabang ilmu sastra yang mempelajari tentang hakikat,unsur-unsur, dan penilaian terhadap karya sastra.
2.    Sejarah Sastra. Sejarah sastra yaitu satu cabang ilmu sastra yang mempelajari tenang perkembangan sastra sejak awal sampai sekarang.
3.    Kritik Sastra. Kritik sastra adalah satu cabang ilmu sastra yang menilai tentang baik buruknya, indah tidaknya suatu karya sastra.

Unsur-unsur Pembangun Karya Sastra :
1.    Unsur Ekstrinsik. Yaitu unsur-unsur yang membangun karya sastra dari luar. Ex:biografi pengarang, agama, ilmu, filsafat, ekonomi, latar belakang sosial budaya. Faktor ekstrinsik adalah segala faktor luar yang melatarbelakangi penciptaan karya sastra. Ia merupakan milik subjektif pengarang yang bisa berupa kondisi social, motivasi, tendensi yang mendorong dan mempegaruhi kepengarangan seseorang. Faktor-faktor ekstrinsik itu dapat meliputi: 1) tradisi dan nilai-nilai, 2) struktur kehidupan sosial, 3) keyakinan dan pandangan hidup, 4) suasana politik, 5) lingkungan hidup, 6) agama, dan sebagainya. Nyoman Thusthi Eddy ( 1991: 69) menyatakan faktor-faktor seperti: 1) sejarah, 2) sosiologi, 3) psikologi, 4) politik, ekonomi, dan ideology. Sejalan dengan dua pendapat di atas, Wellek & Warren ( dalam Waluyo, 1994:64) menyatakan: 1) biografi pengarang, 2) psikologi ( proses kreatif ), 3) sosiologis  (kemasyarakatan) social budaya masyarakat, dan 4) filosofis ( aliran filsafat pengarang ) termasuk pada struktur ekstrinsik karya sastra. Termasuk ke dalam faktor sosiologis, i) aspek-aspek seperti profesi/ institusi, problem hubungan social, adat-istiadat, dan antarhubungan masyarakat, ii) hubungan historis, iii) hubungan sastra dengan faktor sosial, yakni menganggap sastra sebagai dokumen sosial.
2.    Unsur Intrinsik, yaitu unsur-unsur yang membangun karya sastra dari dalam. Ex: tema, gagasan dasar, ide dasar. atar, pusat pengisahan dan penokohan, kemudian juga hal-hal yang berhubungan dengan pengungkapan tema dan amanat. Juga termasuk ke dalamnya hal-hal yang berhubungan dengan imajinasi dan emosi. Sedangkan unsur intrinsik sebuah puisi ialah: diksi, rima, ritme, dan tipografi

Fungsi Sastra :
  Menurt konsep Horace :
1.    Fungsi sastra : dulce et utile : puisi itu indah dan berguna, artinya adalah bahwa karya sastra itu menghibur sekaligus bermanfaat bagi pembacanya.
•    Menghibur : tidak membosankan, memberikan kesenangan, manfaat dan membacanya bukan suatu kewajiban.
•    Bermanfaat : tidak membuang waktu percuma, bukan perbuatan iseng, sesuatu yang perlu mendapatka perhatian serius, bersifat diktatis (keseriusan yang menyenangkan), keseriusan estetis, dan keseriusan persepsi (pandangan atau tanggapan).


KARAKTERISTIK BAHASA SASTRA

Ciri-ciri bahasa sastra :
•    Bersifat konotatif (bermakna ganda, polyinterpretable)
•    Berfungsi ekpresif (menunjukan nada dan sikap pengarang)
•    Pragmatis (bermanfaat dan memiliki tujuan yang baik )
•    Berusaha mempengaruhi dan mengubah sikap pembaca
•    Tanda, simbolisme, suara, dan fakta.

Ciri-ciri bahasa dalam karya ilmiah :
•    Bersifat Denotatif (sesuai makna kamus)
•    Faktual (sesuai dengan fakta)
•    Formal (baku/resmi).

Bahasa sehari-hari :
•    Bukanlah suatu konsep yang seragam (bermacam-macam)
•    Bahasa percakapan
•    Bahasa pedagang
•    Bahasa resmi (sesuai dengan EyD)
•    Bahasa keagamaan
•    Slank (bahasa gaul/komunitas tertentu)

Golongan seni :
•    Seni untuk Seni, adalah suatu karya seni yang menitik beratkan pada keindahan semata tanpa mementikan manfaat dan sisi negatifnya. Ex: patung tanpa busana.
•    Seni Bertenden, adalah suatu karya seni yang memiliki tujuan (yang baik dan bermanfaat) bagi pembacanya. Ex: karya sastra tahun 20-an.


Sastra imajinatif
Adalah Sastra imajinatif adalah sastra yang diciptakan berdasarkan imajinasi pengarang, ex: puisi,cerpen, novel, drama.

Sastra non-imajinatif
adalah sastra yang diciptakan berdasarkan fakta/kenyataan yang terjadi sebenarnya yang di tuangkan dengan gaya sastra atau denganimajinasi. Ex: esai, kritik, sejarah, memoar atau memory, biografi dan auto biografi.


Pengertian esai, kritik, sejarah, memoar, biografi dan auto biografi :

•    Esai, adalah tulisan yang mengangkat sauatu masalah sastra berdasarkan subjektivitas penulis.
•    Kritik, adalah penilian atau penghakiman terhadap suatu karya sastra.
•    Sejarah, adalah kejadian masalalu yang di tuliskan sejarawan.
•    Biografi, adalah riwayat hidup seseorang yang dituliskan oleh orang lain.
•    Autobiografi, adalah riwayat hidup seseorang yang di tulis oleh dirinya sendiri.


FOLKLORE

HAKIKAT FOLKLORE
Folklore adalah sebagian kebudayaan suatu kolektif macam apa saja, secara tradisional dalam versi yang berbeda baik dalam bentuk lisan maupun non-lisan yag di sertai dengan gerak isyarat atau alat bantu pengingat. Folklore berasal dari bahasa inggris folklore , folk yang berarti kata kolektif dan lore berarti tradisi folk.

CIRI-CIRI FOLKLORE
Penyebaran secara lisan, bersifat tradisional, ada dalm versi bahkan varian-varian yang berbeda-beda, bersifat anonim, biasanya berumus atau berpola, mempunyai kegunaan, milik bersama, polos dan lugu.

FOLKLORE LISAN INDONESIA
•    Bahasa rakyat
•    Ungkapan tradisional
•    Pertanyaan tradisional
•    Sajak dan puisi rakyat
•    Cerita prosa rakyat
•    Nyanyian rakyat

    Bahasa Rakyat, adalah logat atau bahasa-bahasa Nusantara. (Bahasa Jawa yang telah mendapatkan pengaruh bahasa Sunda , logat bahasa Jawa Cirebon dll). Slank, slank adlah kosakata dan idiom para penjahat, gelandangan dan kolektif khusus. Ex: awas ada rumput (POLISI).

    Ungkapan tradisional berupa pribahsa. Ex: Siapa cepaat dia dapat, seperti telur di ujung tanduk.


    Pertanyaan Tradisional, di Indonesia berupa teka teki. Ex: ia dapat berteriak tetapi tidak dapat berbicara ( kereta api ) dll.

    Sajak dan Puisi Rakyat, Puisi rakyat dapt  berupa ungkapan tradisional atau peribahasa, pertanyaan  trad atau teka-teki, cerita rakyat atau kepercayaan rakyat yang berupa mantra-mantra. Ex: puisi rakyat Jawa: tembang, sinom, kinauti, pangkur dll. Puisi rakyat Bali ‘’pangkur’’.

    Cerita prosa rakyat, dibagi menjadi 3 golongan besar:
1.    Mithe  atau myth ( mitos ), adalh cerita prosa rakyat yang di anggap benar-benar terjadi serta di anggap suci oleh yang mempunyai cerita. Tokoh dalam cerita ini adalah dewa dewi dan latar tempatnya di alam gaib.
2.    Legenda atau legend, adalh cerita prosa rakyat yang di anggap benar-benar terjadi tapi tidak di anggap suci. Tokoh dalam cerita ini adalah manusia dan latar tempatnya adalah dunia, waktunya belum terlalu lampau.
3.    Dongeng, adalah cerita prosa  rakyat yang tidak di anggap benar-benar terjadai oleh yang mempunyai  cerita. Dongen diceritakan untuk menghibur dan melukiskan kebenaran moral atau sindiran, dongen tidak terkait waktu dan tempat. Dongen biasanya mempunyai kalimat  pembuka, ex; suatu hari, shibullah hikayat. Jenis-jenis dongen yaitu: dongeng binatang, dongeng biasa, lelucon dan anekdot,dongeng berummus.


Unsur pembangun prosa
Tema, fakta cerita, sarana cerita, judul, sudut pandang, gaya, dan bahasa :

1.    Tema, tema adlah sesuat yang menjadi dasar cerita (ide atau tujuan utama). Menurut Stansos tema adalah makna yang dikandung oleh sebuah cerita. Tema selalau berkaitan dengan masalah kehdupan, ex: masalah cinta, masalah kasih, rindu, maut dll. Tema bersifat tidak langsung tersurat.
•    Cara merumuskan tema:
a.       Dalam bentuk kalimat
b.    Dalam bentuk pernyataan sebab akibat


•    Penggolongan tema
a.    Tema tradisional
Kebenaran mengalahkan kejahatan, cinta sjati menuntut pengorbanan, berakit-rakit kehulu berenag ketepian

b.    Tema non-tradisional
1.    Tingkat fisik (banyak aktifitas fisik dari pada kejiwaan)
2.    Tingkat organik (aktivitas yang hanya dapat dilakukan oleh makhluk hidup, ex: masalah sex, perkawinan, penyimpangan)
3.    Tingkat sosial = manusia sebagai mahluk sosial
4.    Tingkat ejoik = manusia sebagai mkhluk individu
5.    Tingkat divine – manusia sebagai makhluk tingkat tinggi

2.    Plot atau Alur. Jalan atau alur peristiwa adalah apa yang dilakukan oleh tokoh dan peristiwa apa yang terjadi atau dialami oleh tokoh.
Tiga usur yang esensial dalam pengembangan sebuah plot cerita:
1.    Peristiwa (kejadian)
2.    Konflik (peristiwa utama)
3.    Klimaks (konflik mencapai tingkat insentitas tinggi).

•    Kaidah pemplotan
1.    Plausibility / plaisabilitas (kemasukakalan)
2.    Surprise (kejutan)
3.    Suspense (ketegangan)
4.    Unity (kepaduan)

•    Bagian alur
1.    Situation → dibagian awal
2.    Generating of circutastances (tahap pemunculan konflik)→ di bagian tengah
3.    Rising action (peningkatan konflik) → dibagian tengah
4.    Climaks (puncak cerita) → dibagian tengah
5.    Akhir → dibagian akhir.

•    Latar atau Seting
1.    Latar tempat = dimana
2.    Latar waktu = kapan ? siang, malam, pagi, zaman, dll
3.    Latar sosial – bagamana kondisis sosial tokoh = kelas bawah, kelas menengah, kelas atas.

•    Sarana Cerita
1.    Judul, judul adalah unsur luar yang pertama dibaca, biasnaya menggambarkan isi, judul biasanya mengacu pada tokoh, latar, klimaks, akhir cerita.
2.    Sudut pandang (Point if View)
    Sudut pandang akuan seratan
    Sudut pandang akuan takseratan
    Sudut pandang diaan serbatahu
    Sudut pandang diaan terbatas
    Sudut pandang campuran.
3.    Gaya Bahasa dab Nada.suasana
Gaya/style, adalah penggunaan bahasa yang khas oleh seorang penyair, meliputi : gaya kalimat, gaya kat, gaya penceritaan.
Fungsi gaya adalah menghasilkan NADA./suasana, suasana yang menyeramkan, mengerikan, menyedihkan  menyenangkan, menjijikan, dll.
4.    Tokoh atau penokohan.
Tokoh cerita:
    Menunjuk pada orangnya/pelaku
    Watak, perwatakan, karakter
    Menunjuk pada sifat dan sikap tokoh.
Penokohan:
    Lebih luas pengertiannya daripada tokoh atau perwatakan
    Mencakup setiap tokoh cerita, bagaimana perwatakannya, bagaimana penempatan dan pelukisannya dalam cerita.
    Cara pengarang menggambarkan tokoh dalam cerita, ada dua metode, yaitu : metode langsung (analitik), dan metode tidak langsung (dramatik).
    Tokoh menempatkan posisis strategisnya sebagai: penyampaian pesan, penyampaian moral, sesuatu yang ingin disampaikan kepada pembaca.
Perbedaan Novel Populer dan Novel Serius

•    Novel Populer (pop), muncul pada tahun 70an, contoh: novel karmila, novel cintaku di kampus biru. Stelah itu novel hiburan disebut novel pop.
•    Ciri-ciri novel populer:
1.    Populer pada zamannya dan digemari para remaja
2.    Tidak menampilkan maslah kehidupan yang lebih intens.
3.    Tidak meresapi hakikat kehidupan.
4.    Bersifat artifisial atau sementara, ini berkaitan dengan percintaan remaja, tidak logis dalam a;ur ceritanya karena bersifat sementara.
5.    Mudah dibaca dan mudah dipahami.
6.    Masalah yang dikemukakan singkat, tapi aktual. Ex: masalah cinta, masalah persahabatan.
7.    Mengejar selera pembaca, selera pembaca yaitu keinginan yang natural dari seorang pembaca.
8.    Plot sengaja dibuat lancar dan sederhana. Alur/jalan cerita jarang dibuat flashback, cerita tidak dibuat sulit agar mudah dipahami.
9.    Perwataka tokoh tidak berkembang (menuntut pengarang yang bertujuan memuaskan pembaca). Ex: pemarah, baik, sederhana, jujur, tokoh mengalami perubahan watak.
10.    Plot, tema, karakter, latar biasanya bersifat setereotif (itu-itu saja) tidak mengutamakan unsur kebenaran.
11.    Bersifat menghibur, tujuannya menghibur, akhir cerita sebagian besarnya bersifat happyending.


•    Novel Serius , adalah novel yang perlu keseriusan membacanya, pembaca dituntut mengoprasikan daya intelektualnya.
•    Ciri-ciri novel serius:
1.    Masalah percintaan banyak diangkat, tapi bukan masalah utama. Ex: novel siti Nurbaya, dan Novel Salah Asuhan.
2.    Masalah kehidupan amat kmpleks (hubungan sosial, maut, ketuhanan, takut, cemas, dll.)
3.    Mengungkap sesuatu yang baru dengan cara yang baru pula.
4.    Tidak mengabdi pada selera pembaca.
5.    Mengabil realitas kehidupan yang bersifat universal sebagai model.
6.    Tujuan menghibur, memberikan pengalaman yang berharga bagi pembaca (kontenplatif)>perenungan.
7.    Tetap betahan sepanjang zaman. Ex: Romeo and Juliet.
Perbedaan Cerpen dan Novel
•    Cerpen. Ciri-ciri cerpen:
1.    Memberikan kesan tunggal
2.    Cerpen biasanya memiliki plot yang diarahkan pada peristiwa tunggal.
3.    Kualitas watk tokoh jarang dikembangkan secara penuh.
4.    Dimensi waktu yang terbatas.
5.    Menunujukan kualitas yang bersifat comperession (pemadatan), ionentration (pemusatan), intensity (pendalaman).
•    Macam-macam cerpen:
1.    Short-short story : Cepen yang pendek=1-3 halaman
2.    Short story : cerpen = 7-12 halaman
3.    Long short story : cerpen yang panjang= lebih dari 15halaman atau 45.000 kata.

Puisis Sebagai Salah Satu Genre Sastra
•    Istilah puisi dan sajak itu berbeda.
Puisi (property), digunakan sebagai genre sastra, sedangkan sajak (poem) digunakan untuk individu puisi. Puisi mempunyai karakteristik pemadatan bahasa (Prodopo.1997:107).
PUISI
•    Puisi merupakan rekaman dan interprestasi pengalaman manusia yang penting, diubah dalam wujud yang paling berkesan (Pradopo.1993:7).
•    Unsur pembangun puisis, ada dua unsur, yaitu:
1.    Unsur Intrinsik, adalah unsur yang membangun karya puisi dari dalam. Unsur intrinsik ini dibagi lagi menjadi dua bagian, yaitu:
o    Struktur Fisik (Tampak) :
-    Diksi
-    Rima Akhir dan Irama
-    Majas/gaya bahasa
-    Imaji/citraan: imaji visual, imaji audio, imaji taktil/perasaan.
-    Kata-kata konkrit
-    Wajah puisi/tipografi
o    Struktur Batin:
-    Tema/subject
-    Matter/ide dasar
-    Rasa/felling (sikap penyair terhadap pokok permasalahan). Nada/tone (sikap penyair terhadap pembaca) Amanat/intention (pesan penyair terhadap imaji visual pembaca).
Aliran-Aliran Kesusastraan
Fannanie, Zainudin, 2001 telaah Sastra, Surakarta : MU Press
1.    Aliran Romantisme, adalah aliran yang mendasarkan ungkapan perasaan sebagai dasar perwujudan (seindah-indahnya dan sehalus-halusnya agar pembaca tersentuh emosinya). Ex: Hikayat si miskin, Siti Nurbaya, contoh: fajarpun terbit dri jihat timur, kicau murai pohon kayu, dan kokok ayam di kandang laksana serunai nafir mengelu-elukan kedatangan maharaja yang menang dalam perjuanan (Hamka. Tenggelamnya Kapal Van Der Wick).

2.    Aliran idialeisme, adalah aliran yang mengangankan suatu keindahan, tapi bukan materi yang dituju, melainkan cita-cita atau harapan yang jauh ke depan. Dunia yang diangankan, dunia yang penuh harapan dan cita-cita tanpa melihat realitas kehidupan. Ex: Novel Layar Terkembang.

3.    Aliran Realisme , adalah aliran yang melukiskan objek seperti apa adanya. Objek dilukiskan detail, tidak dikurangi atau ditambahi. Ex: Dari Are Maria ke Jalan Lain ke Roma.

4.    Aliran Ekspreionalisme, adalah aliran yang berusaha melukiskan pengelihatan dan pendengaran jiwa. Ex: Sajak Aku.

5.    Aliran Impresionalisme. Adalah aliran yang berusaha melahirkan segala yang dialami dan dilihat, tetapi yang dipentingkan hanya kesan sesaat.

6.    Aliran Naturalisme, adalah kelanjutan dari Aliran Realisme, tetapi lebih cenderung melukiskan segi-segi yang jelek atau cabul. Ex: Belenggu, JTAU.

7.    Aliran Simbolisme, adalah aliran yang berusaha melukiskan pencerapan panca indra dan merupakan lambang dari kenyataan yang sebenarnya. Ex: Tinjaulah Dunia Sana, Bekisar Merah, Belantik.

8.    Aliran Psikologisme, adalah aliran yang berusaha melukiskan gerak-gerik jiwa dan perjuangan batin seseorang terhadap alam gaib atau problem hidup. Ex: belenggu, Atheis, dll.

9.    Aliran Suralisme, adalah aliran yang memberi lukisan lebih dari realitas melukiskan sesuatu kenyataan yang lebih luas, meliputi gejala yang disadari dan tidak disadari. Ex: Merahnya Merah, Ziarah, dll.
DRAMA
Asal kata ‘’DRAMA’’ dari Bahasa Yunanai yang  artinya, berbuat, berlaku, bertindak, atau beraksi. Drama berarti perbuatan atau tindakan (action). Drama sebagai salah satu genre sastra atau cabang sastra kesenian yang mandiri. Ada drama naskah dan ada drama pentas.
•    Drama Naskah, salah satu genre yang disejajarkan dengan puisi, prosa.
•    Drama Pentas, jenis kesenian mandiri yang mengintegrasi antara berbagai jenis kesenian, seperti musik, tata lampu, dekorasi, kostum, rias, dll.
•    Bahasa drama adalah bahasa sastra, karena bersifat konotatif.
•    Konflik manusia merupakan dasar lakon, baik yang ditulis atau yang dipentaskan.
•    Teater  mempunyai makna yang lebih luas daripada drama, karena dapat berarti drama, gedung, pertunjukan, panggung, grup pemain drama, dapat pula berarti segala bentuk tontonan yang dipentaskan didepan banyak orang.

•    Unsur-unsur Drama:
1.    Plot atau kerangka cerita.
a.    Exposif (pelukisan awal cerita)
b.    Komplikasi (pertikaian awal)
c.    Klimaks (titik puncak cerita)
d.    Resolusi (penyelsaian)
e.    Denonment (keputusan)
2.    Penokohan atau perwatakan.
-    Tokoh
a.    Berdasarkan peranannya terhadap jalan cerita. Ada tokoh protagonis, antagonis dan tritagonis.
b.    Berdasarkan peranannya serta fungsinya : tokoh sentral, tokoh pembantu,.
Perwatakan : penggambaran  berdasarkan keadaan fisik, psikis, dan sosial.
3.    Dialog (percakapan), Perlu diperhatikan bahasa dan irama.
4.    Setting atau landasan, tempat kejadian, yangmeliputi: tempat ruang dan waktu.
5.    Tema atau nada dasar cerita.
6.    Amanat (pesan penulis kepada pembaca. Misalnya: kebaikan mengalahkan kejahatan.

0 Response to "Teori Sastra 1"

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.