Kuburan Massal Korban Tragedi Kerusuhan Sampit

Kuburan Massal Korban Tragedi Kerusuhan Sampit-Mengenang Kembali Kerusuhan Sampit yang Memuncak pada Tanggal 18 Februari 2001 Di Tanah Sampit, Kalimantan Tengah.
Assalamualaikum sobat semua...
Apakah sobat masih ingat Tragedi Kerusuhan Sampit ??? Ya'..Kerusuhan Sampit merupakan sepenggal kisah Tragis yang pernah Terjadi di Sampit Kalimantan Tengah. Kami Warga Sampit menyebutnya dengan nama ''Sampit Berdarah''. Semoga kerusuhan Sampit Tidak terulang untuk yang kedua kalinya. Asal kita saling menjunjung tinggi budaya orang. ''Dimana bumi di pijak disitulah langit di junjung''. Pada saat berlangsungnya kerusuhan, Banyak sekali korban dari etnis madura yang di bantai, Hampir ribuan,,mayat-mayat berserakan dimana-mana, di sungai, jalan-jalan, selokan, dan di berbagai tempat deh. Selama Kerusuhan semua warga sampit yang tidak ikut perang hanya bisa berdiam diri di rumah.

Pada saat itu Sampit Menjadi Kota Mati, Semua Aktifitas tidak terlihat sama sekali, Semua Toko dan Warung Tutup, PLN mati total, Pasar Di Tutup, Sekolah dan Kantor di Liburkan. Yang ada hanya teriakan orang yang sedang mengejar-ngejar, Rumah yang terbakar silih berganti,. Malam menjadi semakin mencekam, semua Kepala Keluarga hampir tidak tidur semalaman karena berjaga-jaga. Ok saya gk mau panjang lebar menceritakan secara detail tragedi kerusuhan sampit.

Disini saya mau share Video Kuburan Massal Korban Kerusuhan Sampit. Bagi yang belom tau silhkan dilihat, dan bagi yang udah tau, silahkan di share.


Terletak di Jl. Sudirman kilometer 13,8 (Sampit-Pangkalan Bun), Kalimantan Tengah, terdapat sebuah jalan kecil menembus ke tengah ilalang. Jalan kecil sepanjang 300 meter ini tak lain adalah jalan menuju makam korban massal tragedi Sampit, yang dibangun lebih dari 11 tahun yang lalu.

5 buah batu nisan bertuliskan 19 Februari 2001, tampak berdiri tegak di tengah areal pemakaman berukuran 50 meter x 50 meter ini. Sedikitnya ratusan korban dari tragedi Sampit dikuburkan secara massal di bawah batu-batu nisan tersebut.

Tragedi memilukan ini berawal dari ketegangan antara etnis Madura dan etnis Dayak di tanah Sampit pada tahun 1999. Ketegangan ini mencapai puncaknya pada 18 Februari 2001. Pengepungan, pengejaran, pembakaran dan pembantaian, terjadi setiap harinya. Tragedi Sampit ini dikenal dengan kesadisannya karena mayoritas korban yang terbunuh dipenggal kepalanya. Tercatat lebih dari 57.000 orang Madura diungsikan ke pulau Jawa untuk menghindari bertambahnya jumlah korban.

[Paul Hary -- Pengunjung Makam Korban Tragedi Sampit]
"Kunjungannya ke sini untuk mengenang kisah tragis pertempuran antar suku, Sampit berdarah, ini adalah makam para korban tragedi Sampit. Semua... tanpa mengenal anak-anak, perempuan, ibu-ibu, tidak ada kenal, semua dibantai habis."

Hampir 12 tahun berlalu, suasana kota Sampit kini telah aman dan kondusif. Kerukunan antar etnis Madura dan etnis Dayak-pun sudah semakin terjaga. Untuk memperingati sekaligus menjaga komitmen perdamaian di kota Sampit, pemerintah setempat membangun sebuah monumen perdamaian di tengah kota.