Menurut Pike (1992: 85-93) beberapa unsur, baik secara langsung
dalam kaitan dengan hirarki referensial maupun secara tidak langsung
dalam kaitan dengan makna atau aktivitas perilaku yang berhubungan
dengan hierarki tersebut, mencakup konsep-wicara ditetapkan untuk waktu
dan situasi tertentu melalui paraphrase (kemampuan mengatakan
hal yang sama dengan cara yang berbeda yang dapat disetujui oleh
pendengar dan penutur sebagai konsep
yang sama untuk tujuan sementara bersama.
yang sama untuk tujuan sementara bersama.
Contoh:
Seorang ibu berkata kepada tetangga dekatnya, “Tuti baru saja pulang.” atau “Anakku sudah kembali” (ujaran-ujaran itu belum tentu dapat difahami oleh orang yang tidak dikenal mereka).
Cara-cara yang berlainan untuk mengatakan hal yang sama ini mencakup
kemiripan yang relevan bagi isi pembicaraan, tetapi sering berbeda
dalam hal fokus yang dipengaruhi oleh bentuk gramatikal, atau oleh
penekanan fonologis. Masing-masing perbedaan ini bermakna tetapi
dikaitkan dengan hirarki yang berbeda.
Dalam hirarki referensial, penceritaan sebuah kejadian lebih bebas
daripada penyebutan nama sesuatu. Kejadian yang digambarkan dianggap
lebih penting daripada unsur-unsur yang terlibat di dalam kejadian itu
dan yang disebutkan dalam hubungan dengan kejadian itu.
Contoh:
Socrates minum sampai mati.
Kemudian, Socrates (orang yang berada di dalam kejadian di atas) dan Socrates-Socrates lainnya
memiliki kesatuan referensial yang berbeda, walaupun secara leksikal
nama itu sama dan dalam anggota kelas gramatikal yang sama (nomina
persona).
Suatu kejadian bisa merupakan bagian dari kejadian yang lebih besar,
yang selanjutnya menjadi bagian dari kejadian yang lebih besar lagi.
Atau, dua kejadian yang terpisah dapat muncul sekaligus kemudian
berbaur menjadi sebuah kejadian.
contoh:
Anak laki-laki (kejadian yang satu) bertemu dengan anak perempuan (kejadian yang lain), lalu saling jatuh cinta, menikah, dan bahagia selama-lamanya.
Pada tataran bawah dari kedua tataran ini, orang mempunyai
anggota-anggota pemeran sebuah drama atau suatu kejadian. Peran dapat
menjadi rumit. Suatu kejadian mungkin memiliki tujuan yang mengarah
pada tujuan yang lebih besar; atau motif-motif bisa bermacam-macam
(dual). Dan peran seseorang bisa tampak berbeda dari sudut pandang
pengamat yang berbeda; masing-masing pengamat mempunyai tafsiran
sendiri-sendiri mengenai tujuan orang lain.
Dalam hirarki referensial, kerangka acuan-kerangka acuan yang
implisit jalin-menjalin antara urutan waktu, susunan parsial, hubungan
fisik, koherensi logis, sistem kepercayaan tentang realitas, dan
sebagainya; jika kerangka acuan tidak sama atau tidak koheren, maka
dapat menimbulkan salah pengertian dan kesalahan.
0 Response to "HEIRARKI REFERENSIAL. Dasar-Dasar Linguistik"
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.