Salam Remaja Sampit
Assalamualaikum Wr Wb
Teori Dan Metode Hermeneutika Paul Ricour
Hermeneutika adalah teori tentang berkerjanya pemahaman dalam menafsirkan teks (Ricoeur, 1981: 43), dan palmer (2003: 8) menjelaskan bahwa dua fokus dalam kajian hermeneutika mencakup; (1) peristiwa pemahaman terhadap teks, (2) perseolan yang lebih mengarah mengenai pemahaman dan interpretasi. Hal ini memperlihatkan bahwa gagasan utama dalam hermeutika adalah “pemahaman terhadap teks”.
Disepanjang sejarahnya, hermeneutika secara sporadis muncul dan berkembang sebagai teori interpretasi. Ketika setiap orang menuntut kebutuhan akan kepuasan fungsi otaknya dalam mencapai sesuatu yang ada disekelilingnya, ini berarti bahwa otak selalu bertanya-tanya dan aktif menafsirkan apa yang diterimanya, termasuk interaksi sesama manusia lewat bahasa yang memerlukan penafsiran plural. Proses tafsir dalam diri manusia akan terus berlangsung selama ia hidup. Melalui bahasalah pengalaman itu bisa digeneralisasikan ke setiap manusia. Ini arti penting dalam penelitian bahasa bisa dilihat dari sudut interpretasi yang mendalam.
Secara etimologis, akar kata hermeneutika berasal dari bahasa Yunani hermeneuein yang berarti ‘menafsirkan’. Maka, kata benda hermeneia secara harfiah dapat diartikan sebagai “penafsiran” atau interpretasi (Sumaryono,1999:23). Di dalam istilah itu secara langsung terkandung unsur-unsur penting yaitu: mengungkapkan, menjelaskan, dan menerjemahkan. Adapun asal-usul hermeneutika sendiri yakni ketika Hermes menyampaikan pesan para dewa kepada manusia. Dan hermeneutika pada akhirnya diartikan sebagai ‘proses mengubah sesuatu atau situasi ketidaktahuan menjadi mengerti’.
Ricoeur (1981: 146) menjelaskan bahwa teks adalah sebuah wacana yang dibakukan lewat bahasa. Apa yang dibakukan oleh tulian adalah wacana yang dapat diucapkan, tetapi wacana ditulis karena tidak diucapkan. Disini terlihat bahwa teks merupakan wacana yang disampaikan dengan tulisan. Jadi, teks sebagai wacana , yang di tuliskan dalam hermeneutika Paul Recouer, berdiri secara otonom, bukan merupakan turunan dari bahasa lisan, seperti yang dipahami oleh strukturalisme.
Salam Remaja Sampit
Nice share sobat ... :D
ReplyDeletethanks sobat atas kunjungan dan komentarnya :)
ReplyDeleteNambah ilmu ane Mas Bro
ReplyDeletethanks
#MAHASISWA GO BLOG
ok mas bro,,, terima kasih jga atas kunjungannya...
ReplyDeletethanks blog
ReplyDeletethanks juga gan ....
ReplyDeletethanks sob .. artikelnya benar benar mencerahkan
ReplyDeleteohh..
ReplyDeletewidget yang cukup menarik gan