Penulis: Muhammad Daeng Sanu
Hiruk pikuk menjelang hari Kartini yang jatuh pada tanggal 21 April, banyak persiapan yang dilakukan untuk merayakannya. Terutama bagi ibu-ibu yang mempunyai anak kecil yang masih sekolah. Perayaan hari Kartini kerap ditandai dengan pawai busana daerah. Pameran aurat, dan busana telanjang ala Kartini, dan busana daerah dengan berbagai warna dan modelnya. Tak lebih dari pawai maksiat dan mengundang murka Allah.
Hiruk pikuk menjelang hari Kartini yang jatuh pada tanggal 21 April, banyak persiapan yang dilakukan untuk merayakannya. Terutama bagi ibu-ibu yang mempunyai anak kecil yang masih sekolah. Perayaan hari Kartini kerap ditandai dengan pawai busana daerah. Pameran aurat, dan busana telanjang ala Kartini, dan busana daerah dengan berbagai warna dan modelnya. Tak lebih dari pawai maksiat dan mengundang murka Allah.
MENGENAL KISAH KARTINI
Nama Kartini sebenarnya baru meledak sedemikian tenar pasca diterbitkannya kumpulan surat-menyuratnya (Korespondensi) dengan para Nonik Belanda. Kumpulan surat yang diberi judul ”Door Duisternis tot Licht” (Habis Gelap Terbitlah Terang) itu sendiri diterbitkan 14 tahun setelah kematiannya. Dan inilah yang patut digaris bawahi, penerbitnya adalah Belanda sang penjajah negeri ini. Menjadi menarik jika kita cermati apakah gerangan maksud Belanda di balik semua itu. Mengapa kita patut curiga dengan maksud negeri yang telah mengeruk kekayaan perut Indonesia selama 3,5 Abad ini. Karena tidak mungkin negara yang tabiatnya adalah penjajah melakukannya dengan tanpa tujuan yang besar di baliknya. Belanda boleh saja tak menjajah Indonesia lagi secara fisik namun haram bagi mereka jika melepaskan Indonesia secara cuma-cuma karena negara inilah (baca: Indonesia) yang telah menghidupi negeri Kincir Angin tersebut selama 350 Tahun.
Nama Kartini sebenarnya baru meledak sedemikian tenar pasca diterbitkannya kumpulan surat-menyuratnya (Korespondensi) dengan para Nonik Belanda. Kumpulan surat yang diberi judul ”Door Duisternis tot Licht” (Habis Gelap Terbitlah Terang) itu sendiri diterbitkan 14 tahun setelah kematiannya. Dan inilah yang patut digaris bawahi, penerbitnya adalah Belanda sang penjajah negeri ini. Menjadi menarik jika kita cermati apakah gerangan maksud Belanda di balik semua itu. Mengapa kita patut curiga dengan maksud negeri yang telah mengeruk kekayaan perut Indonesia selama 3,5 Abad ini. Karena tidak mungkin negara yang tabiatnya adalah penjajah melakukannya dengan tanpa tujuan yang besar di baliknya. Belanda boleh saja tak menjajah Indonesia lagi secara fisik namun haram bagi mereka jika melepaskan Indonesia secara cuma-cuma karena negara inilah (baca: Indonesia) yang telah menghidupi negeri Kincir Angin tersebut selama 350 Tahun.
Pengkultusan Kartini
adalah salah satu buah manis yang dihasilkan dari penanaman benih
sejarah oleh Belanda melalui diterbitkannya buku Habis Gelap Terbitlah
Terang. Melalui buku itu Belanda ingin mendoktrin otak-otak generasi
Indonesia selanjutnya (utamanya wanitanya) agar mempelajari sosok
Kartini dan meniru serta melanjutkan ide-ide Kartini yang tentunya telah
dipoles sedemikian rupa oleh Belanda. Jika kita berfikir
lebih jernih, mengapa hanya Kartini saja tokoh wanita yang di Blow-Up
sebegitu besarnya dalam sejarah yang dikonstruksi oleh Belanda? Bukankah
di negeri ini dahulu juga banyak tokoh wanita yang juga tak kalah
dengan Kartini dan bahkan lebih hebat dan besar jasanya bagi bangsa ini
daripada Kartini. Jika Kartini hanya berkutat pada ide-ide dan diskusi
dengan para Tokoh Belanda melalui surat-menyurat, maka masih lebih hebat
Dewi Sartika (1884-1947) yang tidak hanya sekedar berwacana tentang
pendidikan kaum wanita, namun juga mendirikan Sakola Kautamaan Istri
(1910) yang berdiri di berbagai tempat di Bandung dan luar Bandung. Kemudian ada lagi Rohana Kudus yang menyebarkan ide-idenya secara
langsung melalui koran-koran yang ia terbitkan sendiri sejak dari
Sunting Melayu (Koto Gadang, 1912), Wanita Bergerak (Padang), Radio
(padang), hingga Cahaya Sumatera (Medan). Apalagi dengan Cut Nyak Dhien
yang merupakan sosok wanita pejuang yang sangat tangguh hingga membuat
Belanda sangat merasa terancam dengan pengaruh wanita yang satu ini di
tengah-tengah masyarakat Aceh kala itu. Beliau berjuang bahkan dengan
mengangkat senjata.
SERUAN EMANSIPASI KARTIINI DAN KAUM LIBERAL
Hari Kartini identik sebagai hari emansipasi wanita. Dalam sejarahnya, Kartinilah yang tercatat sebagai tokoh pejuang emansipasi wanita atau kesetaraan gender. Di zaman ini, kesetaraan gender juga diperjuangkan kaum liberal atas nama HAM. Liberal atau Kartini memilkiki misi yang sama, dalam memperjuangkan keadilan versi HAM. Yakni keadilan dalam berbagai hak dan kewajiban antara kaum lelaki dan wanita. Padahal perbedaan antara kaum laki-laki dan wanita dalam berbagai sisi begitu jelas, baik fisik, kejiwaan, kecondongan dan kodrat. Uapay ini, ujung-ujungnya merongrong ayat-ayat al-qur’an yang sudah qoth’i dan valid serta merupakan ketatepan yang baku. Keadilan dalam pandangan Kartini adalah upaya mendudukan peran wanita dan laki-laki setara dalam berbagai hal. Maka, atas nama HAM, banyak terjadi di zaman ini orang-orang yang merubah alat kelamin. Jika ditelaah, lelaki memiliki peran dan tanggung jawab yang berbeda dengan kaum wanita yang nota bene sebagai pihak yang berada dibawah tanggung jawab kaum laki-laki. Tentu, sebagai pihak penanggung jawab ‘wajar’ jika Allah menetapkan pembagian lebih dari kaum wanita.
Hari Kartini identik sebagai hari emansipasi wanita. Dalam sejarahnya, Kartinilah yang tercatat sebagai tokoh pejuang emansipasi wanita atau kesetaraan gender. Di zaman ini, kesetaraan gender juga diperjuangkan kaum liberal atas nama HAM. Liberal atau Kartini memilkiki misi yang sama, dalam memperjuangkan keadilan versi HAM. Yakni keadilan dalam berbagai hak dan kewajiban antara kaum lelaki dan wanita. Padahal perbedaan antara kaum laki-laki dan wanita dalam berbagai sisi begitu jelas, baik fisik, kejiwaan, kecondongan dan kodrat. Uapay ini, ujung-ujungnya merongrong ayat-ayat al-qur’an yang sudah qoth’i dan valid serta merupakan ketatepan yang baku. Keadilan dalam pandangan Kartini adalah upaya mendudukan peran wanita dan laki-laki setara dalam berbagai hal. Maka, atas nama HAM, banyak terjadi di zaman ini orang-orang yang merubah alat kelamin. Jika ditelaah, lelaki memiliki peran dan tanggung jawab yang berbeda dengan kaum wanita yang nota bene sebagai pihak yang berada dibawah tanggung jawab kaum laki-laki. Tentu, sebagai pihak penanggung jawab ‘wajar’ jika Allah menetapkan pembagian lebih dari kaum wanita.
Ini lantaran
Allah ingin menegaskan bahwa kaum lelaki adalah pemimpin yang paling
bertanggung jawab atas apa yang dipimpinnya. Dikarenakan pula bahwa kaum
lelaki adalah pemangku paling bertanggung jawab dalam menafkahi. Inilah
maksud firman Allah: “Laki-laki itu adalah pemimpin bagi wanita” Konon, saking begitu besar peran Kartini dalam memperjuangkan hak-hak
wanita yang kebablasan, lahirlah lirik lagu gubahan tentang Hight
Profile Kartini yang sarat dengan kesyirikan dan pengungan. Dalam lirik lagu tersebut nampak jelas begitu terpujinya Kartini ini.
Terbukti dengan diproklamirkannya penyebutan putri yang mulia pada
beliau. Dan ada lagi satu bait dalam lirik lagu tersbut yang juga dapat
kita kritisi bersama, yaitu pada kata”Sungguh besar cita-citanya bagi
Indonesia.” Karena perjuangan Kartini inilah, ia djuluki
sebagai wanita pendobrak kegelapan, menuju terang benderang. Padahal,
seruan Kartini tak lebih sebuah seruan jahiliyah yang mengarah para
wanita menuju jurang-jurang neraka, dalam bahasa qur’an disebut:
minannuri iladzulumaati.
KESIMPULAN
Setidaknya, Kartini menjadi icon perubahan kaum wanita Indonesia dalam kancah kehidupan yang justeru merong-rong batas-batas Allah dan kodrat wanita. Kehadiran Kartini, memang tidak dipungkiri telah berjasa memperjuangkan tanah air dari penjajahan Belanda. Tetapi, jangan lupa bahwa efek berbahaya dari seruan sesatnya menjadi konten yang sangat memerlukan kritik, untuk tidak kemudian menjadi teladan bagi generasi Indonesia. Hal-hal itu dapat kita simpulkan sbb;
Setidaknya, Kartini menjadi icon perubahan kaum wanita Indonesia dalam kancah kehidupan yang justeru merong-rong batas-batas Allah dan kodrat wanita. Kehadiran Kartini, memang tidak dipungkiri telah berjasa memperjuangkan tanah air dari penjajahan Belanda. Tetapi, jangan lupa bahwa efek berbahaya dari seruan sesatnya menjadi konten yang sangat memerlukan kritik, untuk tidak kemudian menjadi teladan bagi generasi Indonesia. Hal-hal itu dapat kita simpulkan sbb;
- Misi emansipasi. Jelas merupakan misi yang berbahaya bagi kelangsungan hidup wanita dan generasi bangsa. Bagaimana pun kaum wanita tidak pantas menyetarakan peran sertanya sebagaiman halnya peran kaum lelaki. Wanita memiliki halangan-halangan secara kodrah dan firoh, yang tidak sama dengan kaum lelaki.
- Tata Busana. Cara busana ala Kartini menjadi kritik pedas, yang tidak patut ditiru bagi wanita Indonesia. Islam mengajarkan waniat menutup aurat. Demikian yang dicontohkan oleh para shahabiyah dalam berbagai bidang yang sesuai kodratnya. Hal ini sebagaimana yang telah ditegaskan dalam qur'an; al Ahdzab : 39, an-Nuur: 33
- Politik. Dalam soal politik, Kartini cukup banyak ikut mempengaruhi politik terutama dalam uapayanya melawan penjajah. Sebagaimana Cuk Nyak Dien, Dewi Sartika dll, juga para pejuang wanita yang tak boleh dilupakan. Merekalah yang ikut serta terjuang ke medan tempur mengomando pertempuran melawan penjajah. Adalah hal yang layak ditapaki jejaknya, sebagaimana yang telah dicontohkan oleh generasi shahabiyah terbaik umat islam dari salaful ummat.
Oleh karena
itu, jauh sebelum itu, sejak ribuan tahun silam, citra wanita islam yang
telah menorehkan sejarah emas dalam tinta sejarah islam mengajarkan
banyak pelajaran dan keteladan dan inspirasi yang amat indah untuk
dilukiskan mengalahkan wanita manapun di dunia ini.
Tidak ada
teladan terbaik bagi wanita selain para shahabiyah yang mendapatkan
jaminan ridha dan diridhai Allah. Tidak ada kemuliaan selain kemuliaan
meneladani napak tilas generasi shahabiyah yang mengagumkan dalam segala
dimensinya. Baik ekonomi, politik, budaya, social dan berbagai
keuatamaan mereka yang menakjubkan hati setiap insan. Merekalah
sebaik-baik teladan dan inspirasi. Wallahua’lam.
Misteri Hari Kartini , Misteri Hari Kartini
Silahkan Copy Artikel''Misteri Hari Kartini''Sumber: Remaja Sampit
weew..sumbernya dari mana ini gan?
ReplyDeleteada baiknya harus banyak-banyak referensi buat menulis sebuah tulisan yang agan buat..apalagi kalau agan ingin merubah sejarah :))
kesetaraan itu luas gan..dalam hal pendidikan contohnya.
simple case : jika agan punya seorang anak perempuan..sampai sejauh mana agan mau beri dia pendidikan,,,?
kesimpulan agan sangat naif menurut saya
Feri Hatmoko Wijayanto S.Pd
ya ini ni agan kurang pengetahuan mungkin soal politik islam,,,adakah pemimpin dijaman rasull wanita? adakah rasull menyuruh wanita menjadi pemimpin bagi laki-laki? adakah khalifah sesudah rasull yang wanita?
ReplyDeletewanita sudah menempatkan kodrat dan derajatnya sesuai tempatnya, yaitu menjadi makmum bagi pemimpin laki-laki, kalo ane sih setuju aja ama posting diatas, terutama masalah pakaian kartini, pakaian yang diajarkan pake kebaya, sedangkan kebaya transparan dan membentuk lengkuk tubuh, sangat dilarang keras dalam agama islam,,,
1 lagi,, hari kartini aja banyak orang muslim khususnya wanita yang merayakan,,coba kalo hari2 islam,,, saya yakin sdikit darri kita yang merayakan,,, kalo agan laen muslim, ya tentu gk akan tau tentang argumen saya,, nice share,,
hahahaha...SMA saya Muhammadiyah gan..Pendidikan saya S1 Sarjana Pendidikan...cukup kayanya pengetahuan saya :))
ReplyDeleteemang ada ya orang yg merayakan hari kartini pk Bikini??
agan pernah buat makalah atau skripsi ga?
cantumin footnote atau referensi gan. itu penting gan :D
agan gk baca ya di baris paling atas Penulis: Muhammad Daeng Sanu
ReplyDeleteyang bilang pakaian kartini bikini sapa gan ??? perasaan ane gk ada bilang,
nah apa lagi agan muhammadiyah,, pasti banyak tahu tentang hadis-hadis rasull,,,
yah,, mungkin pemikiran agan berbeda dengan saya, tapi saja masih setuju aja dengan posting diatas, coba aja kalo kartini mengajarkan berpakaian muslim dan menutup aurat, dan selalu menempatkan posisi sebagai wanita yang benar menurut agama islam. dan tidak berusaha menyamakan gender dengan kaum lelaki,, ya pasti ane setuju betullll itu ,,, lol :D
yaudh gan..bsk klo agan pny anak..yg satu perempuan..yg satu laki-laki..yg laki sekolahin smp sarjana, naaaah yg perempuan sampe SD aja.trus kawinin dh....kkkkkkk gampang kan? pasti agan setuju dong sm pendapat saya? kan sesuai sm pandangan agan...kkkkk
ReplyDeleteoya..pendapat saya ttg BIKINI, itu korelasinya dgn kesimpulan agan di point nomer 2 gan.....kkkkk
ReplyDeleteyaudalah..saya lg bnyk kerjaan nh gan...bnyk2 minum pitamin y gan..biar tmbh cadas tulisannya :)
iya gan ,, saya akan banyak2 minum vitamin ,, agan juga banyak2 baca buku2 islam ya,, jangan suka baca buku porno, dan cabul, apalagi kelihtannya dari pemikiran agan yag pendek,, agan kayanya sering baca buku anak2 ya ???
ReplyDeletesoal anak disekolahkan sampai tinggi itu bukan perint6ah dan bukan dasar dari RA KARTINI ,,, AL-Quran sendiri bilang menuntut ilmu wajib bagi kaum laki-laki dan perempuan,, dan tuntutlah ilmu akhirat dan ilmu dunia sebanyak2nya.
ReplyDeletepemikiran agan terlalu pendek :D. mentang2 RA kartini di cap sebagai revolusioner perempuan,, terus perempuan2 yang sekolah sampai tinggi di sangkut pautkan dengan Kartini ,, pemikiran yang tidak bermutu, namanya menuntut ilmu banyak tertera jelas di AL-Quran ,,, bukan dasar dari Kartini menuntut ilmu bagi perempuan. makanya gan banyak2 baca buku yang bermanfaat, jangan cuma baca buku dongen, jadi argumen agan dongen semua ,,, jiakakakakakk.
Nanti kalo saya punya anak perempuan, saya akan tetap menyekolahkan sampai tinggi,, dan bukan dasar dari kartini., tapi berdasarkan kewajiban seorang muslim yang patuh pada perintah ALLAH yang tertera dala AL-Qur'an, dan saya akan terus nasehati ke[ada anak saya agar selalu mempertahankan kodratnya sebagai wanita muslim pada posisinya, dan selalu menutup aurat, dan tidka berusaha menyamakan gender dengan kaum laki2.
menyeramkan... hahaha... mampir balik ya kak..
ReplyDeletePAKAR ILMU