KEEKTIFAN
BERBICARA
A.
Faktor kebahasaan
· Ketepatan
ucapan → ekspresi sesuai dengan suasana
· Penempatan
tekana, sandi, durasi agar tidak janggal dan tidak salah makna, ex: dalam
kalimaat Ambigu yang mempunyai makna dua/lebih, penempatan tekanannya harus
sesuai agar tidak salah arti.
· Diksi
→ pilihan kata, ketepatan arti dan bentuk
· Ketepatan
sasaran pembicaraan → gunakan kalimat efektif yan bercirikan utuh (subjek,
predikat yang jelas)perpautan atau hubungan kata, prase dengan prase, kalimat
dengan kalimat harus jelas dan logis serta tidak menggunakan kata mubadzir atau
tidak penting.
B.
Faktor
Non-Kebahasaan
· sikap
wajar, tenang, dan tidak kaku (PD)
· pandangan
diarahkan pada lawan bicara
· bersedia
menghargai pendapat orang lain
· gerak-gerik
tubuh dan mimik muka yang sesuai
· suara
dapat di dengar oleh semua audiens
· lancar
· relevansi
atau penalaran ide yang satu dengan yang lain,kalimat satu dengan yang lain
· penguasaan
topik.
CARA MENGATASI
KETAKUTAN BERBICARA DI DEPAN UMUM
1. Atur nafas sampai
merasa tenang.
2. Buat jeda beberapa
saat sebelum memulai pidato.
3. Yakini bahwa
tanda-tanda kecemasan fisik itu tak terlihat.
4. Jangan biarkan hadiri
mengetahui kegugupan Anda, apalagi meminta maaf untuknya.
5. Buatlah persiapan
matang sebelum tampil.
6. Terimalah
ketidaksempurnaan.
7. Jangan terbebani oleh
penampilan, fokuslah pada komunikasi.
8. Jangan membebani
pikiran dengan berusaha menghafal isi pidato.
9. Gunakan alat-alat
bantu untuk mengalihkan kecemasan.
10. Bayangkan diri Anda
tengah memberikan pidato yang bagus dan kuat.
Membangun
kepercayaan diri
Menurut Alexander Sriewijono, psikolog yang juga
pendiri TALK-inc, School for TV Presenter-MC, seorang pembicara yang sukses
selalu tahu cara membangkitkan kepercayaan dalam dirinya, sebaiknya ia tahu
cara membawakan pidato atau presentasinya. Apalah artinya kata-kata yang hebat
apabila tidak disertai keyakinan pada saat menyampaikannya.
1. Mengembangkan
sikap matang, yang
terdiri atas tiga hal:
a.
Kecerdasan emosional, yaitu kemampuan untuk mengendalikan emosi dan rasa
takut yang muncul dalam dirinya, dan menjadikan emosi itu sebagai pemacu
untuk bertindak sesuai tujuan yang ingin dicapai.
b.
Tampilkan kematangan usia, sehingga Anda dapat menyampaikan gagasan dan
perasaannya secara dewasa, asertif, dan profesional. Artinya, Anda tidak
berbicara seperti remaja, menggunakan gaya bahasa remaja (kecuali saat
berbicara di forum remaja), atau berpikir dangkal seperti remaja yang belum
mampu berpikir kritis.
c.
Membangun gambaran yang positif terhadap diri sendiri. Penilaian orang lain terhadap diri kita (impression)
sering mempengaruhi penilaian kita tentang diri sendiri (self-image).
Penilaian yang buruk membuat kita jadi rendah diri. Bagi orang yang memiliki
penghargaan diri (self-esteem) yang rendah, penilaian orang lain terhadap
dirinya membuat ia menjadi terpuruk. Inilah mengapa kita cemas atau takut tidak
tampil bagus, takut ditertawakan, takut salah, dan seterusnya.
2. Kendalikan penghambat kepercayaan diri Anda,
a. Cara berpikir negatif terhadap
diri sendiri,
seperti perasaan tidak siap tampil di depan umum, tidak menguasai topik, takut
dikritik, takut presentasinya akan mengecewakan, tidak tahu apa yang harus
disampaikan, dan lain-lain. Jelas
bukan hadirin yang membuat Anda tidak percaya diri, melainkan pikiran
negatif Anda sendiri.
b. Nyatakan perasaan atau pikiran Anda dengan lebih spesifik, apakah sedih, takut, kecewa, kesepian, dan
sebagainya; bukannya "saya merasa kacau". Ketika mengekspresikan
perasaan marah, jelaskan dulu perilaku spesifik yang tidak Anda sukai, lalu
perasaan Anda sendiri. Atau bila ada perasaan ganda mengenai sesuatu, sampaikan
dengan jelas.
c. Cara Anda menempatkan diri yang terlalu rendah atau
terlalu tinggi di hadapan orang lain. Pembicara yang memandang dirinya lebih
dari orang lain tidak dapat menciptakan atmosfer yang positif dalam suatu
presentasi. Ia berbicara terus-menerus, mendominasi percakapan, dan tidak
memberikan kesempatan pada hadirin untuk mengungkapkan gagasan, sehingga
komunikasi berlangsung satu arah. Sebaiknya, pembicara yang merasa dirinya
lebih rendah daripada hadirin cenderung tidak tegas ketika menyampaikan suatu
pesan yang harus diwujudkan dalam tindakan. Ia membiarkan hadirin mendebat
argumentasinya tanpa hasrat kuat untuk mempertahankannya. Ketika hadirin asyik
berbicara sendiri, ia tidak berani memperingatkannya.
3. Atasi rasa takut Anda. Anda bisa membiarkan rasa takut menguasai
pikiran, atau justru menggunakannya untuk membuat latihan berbicara yang
maksimal.
* Atur nafas sampai merasa tenang.
* Buat jeda beberapa saat sebelum memulai pidato.
* Yakini bahwa tanda-tanda kecemasan fisik itu tak
terlihat.
* Jangan biarkan hadiri mengetahui kegugupan Anda,
apalagi meminta maaf untuknya.
* Buatlah persiapan matang sebelum tampil.
* Terimalah ketidaksempurnaan.
* Jangan terbebani oleh penampilan, fokuslah pada
komunikasi.
* Jangan membebani pikiran dengan berusaha menghafal
isi pidato.
* Gunakan alat-alat bantu untuk mengalihkan kecemasan.
* Bayangkan diri Anda tengah memberikan pidato yang
bagus dan kuat.
0 Response to "Membaca (FKIP PBSI, smester 1)"
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.