Analisis Cerpen Sri Sumarah Dan Bawuk

Analisis Cerpen Sri Sumarah Dan Bawuk Karya Umar Kayam. Pada Anlisis ini objek yang dianalisis adalah Sosiologi Pengarang dan Sosiologi Karya Sastra
Analisis Cerpen Sri Sumarah Dan Bawuk
1.Sosiologi Pengarang
Umar Kayyam lahir pada tahun 1048 di Khurasan. Nama lengkapnya adalah Ghyasiddin Abul Fatih ibn Ibrahim al-Khayyam. Ia memiliki nama besar di bidang matematika, astronomi, dan sastra. Sehubungan dengan itu, ia mendapat julukan Tent Maker dari para ilmuwan semasanya.
Tanpa diduga, kecemerlangan nama Umar Khayyam menarik perhatian Sultan Malik Syah. Pada suatu ketika, Sultan menawarkan kedudukan tinggi di istana pada Khayyam, namun ditolaknya dengan sopan. Khayyam lebih memilih menekuni dunia ilmu pengetahuan dari pada menjadi pejabat. Akhirnya, Khayyam pun diberi fasilitas oleh Sultan. Ia diberi dana yang besar untuk membiayai penelitian khususnya di bidang matematika dan astronomi. Sultan juga mendirikan sebuah pusat observasi astronomi yang megah, tempat Khayyam mempersiapkan dan menyusun sejumlah tabel astronomi di kemudian hari. Di samping itu, Umar Khayyam juga diangkat menjadi ketua dari sekelompok sarjana yang terdiri dari delapan orang. Kedelapan orang sarjana tersebut adalah orang-orang pilihan Sultan yang ditunjuk untuk mengadakan sejumlah penelitian astronomi di Perguruan Tinggi Nizamiah, Baghdad.

Para ilmuwan inilah yang kemudian berhasil melakukan modifikasi terhadap perhitungan kalender muslim. Menurut perhitungan Khayyam, masa satu tahun adalah 365,24219858156 hari. Ia menghasilkan perhitungan yang sangat akurat hingga membuat para ilmuwan memuji kecerdasannya. Pada akhir abad XIX, para astronom menyatakan bahwa masa satu tahun adalah 365,242196 hari. Sementara itu, hitungan terakhir untuk masa satu tahun adalah 365,242190 hari. Sebuah nilai yang tidak jauh berbeda dari perhitungan Umar Khayyam berabad-abad sebelumnya.

Biografi Umar Khayyam: Ahli Matematika dan Sastra Muslim
Sejak tahun 1079, Umar Khayyam mulai menerbitkan hasil penelitiannya berupa tabel astronomi yang dikenal sebagai Zij Malik Syah. Adapun di bidang matematika, khususnya mengenai aljabar, ia juga menghasilkan sebuah karya, seperti al-Jabr (Algebra). Di kemudian hari, karya ini diedit dan diterjemahkan dalam bahasa Perancis. Al-Jabr dianggap sebagai sebuah sumbangan terbesar Umar Khayyam bagi negerinya dan perkembangan ilmu matematika.

Umar Khayyam adalah orang pertama yang mengklasifikasikan persamaan tingkat satu (persamaan linier) dan memikirkan pemecahan masalah persamaan pangkat tiga secara ilmiah. Selain itu, Umar Khayyam juga telah memperkenalkan sebuah persamaan parsial untuk ilmu aljabar dan geometri. Ia membuktikan bahwa suatu masalah geometri tertentu dapat diselesaikan dengan sejumlah fungsi aljabar. Pada abad XVX dan XVII, persamaan semacam ini justru lebih banyak digunakan oleh para ahli matematika Eropa. Hal ini merupakan bukti bahwa Umar Khayyam dan pengikutnya, Nashiruddin al-Thusi, telah berhasil mendahului para ahli matematika Barat. Karya Khayyam lainnya adalah Jawami al-Hisab. Karya ini memuat referensi paling awal tentang Segitiga Pascal dan menguji balik postulat V yang menyangkut teori garis sejajar, suatu hal mengenai geometri Euclides yang sangat mendasar.

Sebagai seorang muslim, Umar Khayyam termasuk kelompok moderat. Ia mempunyai pandangan yang berbeda dengan kebanyakan muslim pada waktu itu. Dengan kemampuannya bersastra, Khayyam juga menulis sejumlah puisi yang menggambarkan kisah hidupnya. Puisi tersebut termuat dalam karyanya yang berjudul Rubaiyat. Kini, karya tersebut masih tersimpan di negeri kelahirannya. Sementara itu, karya sastra Khayyam yang lain telah banyak diterjemahkan dalam bahasa Inggris, antara lain oleh Fitz Gerald pada tahun 1839.Umar Khayyam meninggal dunia pada akhir abad XII.

2.Sosiologi Karya Sastra
Cerpen yang berjudul “Sri Sumarah dan Bawuk” merupakan tema yang  di angkat dari kehidupan tokoh (keluarga) Jawa. Karya-karya itu dipandang banyak kritikus “mewakili” citra manusia (wanita) Jawa.  Cerita tersebut membandingkan hasil  analisis yang dapat disimpulkan bahwa tokoh utama wanita dalam cerpen Sri Sumarah dan Bawuk memiliki persamaan dan perbedaan dalam hal perwatakan baik secara fisik, psikis, maupun sosial. Pemilihan nama tokoh dalam cerita ini pun memperlihatkan unsur jawa yang sangat kental. Nama Sri misalnya, dalam masyarakat jawa tentu tidak asing lagi tentunya biasa kita dengar bahkan dalam lagu campur sari pun ada penyebutan nama “Sri”. Nama Bawuk sendiri merupakan sebuah panggilan akrab bagi seorang anak perempuan disuatu daerah tertentu di Jawa.

Cerpen ini mengisahkan kehidupan mayarakat Jawa pada zaman orde baru dalam masa perkembangan sastra Indonesia. Setting dalam cerpen Sri Sumarah dan Bawuk Karya Umar Kayam, menampilkan seorang tokoh yang hidup di Pedesaan dan Perkoataan. Kisah Sri Sumarah ini menceritakan sebuah perjuangan seorang janda yang harus menghidupi keluarganya dengan kesederhanaan.

Dilihat dari cerita cerpen ini,  “Sri Sumarah dan Bawuk” termasuk alur maju artinya kejadian dan urutan ceritanya disusun secara runtut dari awal sampai akhir. Cerpen ini diterbitkan dalam satu buku berjudul Sri Sumarah dan Cerita Pendek Lainnya oleh penerbit Pustaka Jaya tahun 1986. Dalam gaya penulisan cerpen masih bersih dari istilah bahasa jawa, itu pun hanya sekedar pemanis yang dapat membawa pembaca lebih mendalami isi cerita. Seperti dapat di ambil contoh pada penulisan kata Wisik, Ledek, Nrima dan lain sebagainya. Mungkin untuk cerpen angkatan sekarang ( muda ) kata itu di ganti dengan kata Petunjuk, Penari, Menerima dan lain sebagainya.  Dalam menyajikan tokoh, tindakan, latar dan berbagai peristiwa yang membentuk cerita  Sri dan Bawuk sudut pandang yang di gunakan adalah pandangan orang pertama yaitu aku yang menjadi tokoh utama. Hal ini membuat para pembaca seolah ikut mengalami dan merasakan kehidupan si aku.

Tokoh Sri digambarkan dalam usia hampir setengah abad, bersuara merdu, gaya bicaranya halus dan sopan, serta suka berpakaian kebaya. Secara psikis, Sri bersifat sumarah,  amanat, jujur, memiliki tekad yang kuat, tidak mudah putus asa, tegar, patuh, memiliki keahlian menyanyikan tembang Jawa dan memijit. Secara sosial, Sri dari keluarga miskin, pendidikannya sampai tingkat rendah bersuamikan guru, memiliki seorang anak, dan bekerja sebagai tukang pijit.

Bawuk berusia 35 tahun, gaya bicaranya bebas, banyak bicara, dan penuh humor,  serta tidak lagi memakai kebaya. bersifat ceria, bersemangat tinggi, penuh vitalitas dan optimism, pandai berbicara dengan kata-kata bijak, cerdas, disiplin dan mandiri, memiliki kecenderungan ‘bohemian’ dan tidak membeda-bedakan. Bawuk dari keluarga kaya ia berpendidikan europeesch, bersuamikan tokoh PKI  memiliki dua anak dan ikut organisasi Gerwani.

Tokoh lainnya ada Mas Marto Suami Sri, Seorang Guru, baik hati, Penyayang, dan bertanggung jawab. Tun Anak Sri, penyayang, penurut.Yos Menantu Sri. Ginuk Cucu Sri dan Hassan suami Bawuk, seorang aktivis partai komunis (PKI).


1 Response to "Analisis Cerpen Sri Sumarah Dan Bawuk"

  1. itu yang tentang pengarang apa tidak salah referensi? umar kayam sang pengarang, lahir pada era sastra lama indonesia. sedangkan yang tertulis di atas mungkin umar khayyam yang lain (tulisan namanya saja beda).
    cmiiw .
    terimakasih .

    ReplyDelete

Note: Only a member of this blog may post a comment.